Transformasi Puasa

Oleh atriza

Ramai yang mengatakan, puasa itu diciptakan agar kita bertaqwa. Apa hubungannya lapar dengan bertaqwa itu? Dan di bulan Ramadhan / puasa tidak boleh marah, bergaduh atau melakukan perkara-perkara yang tidak baik.. Apakah kerana tidak ada penerapan energi membuat seseorang malas untuk marah dan sifat emosi lainnya terkawal?

-FIKIRKAN-

Pertanyaan di atas sering dilontarkan, akan tetapi kerana keimanan seseorang untuk menjalankan ibadah puasa, maka pertanyaan tersebut tidak akan terucap.

Sebenarnya bukan manusia saja yang diberi tugas untuk berpuasa, binatang-binatang seperti ular, harimau, dan lain-lainya berpuasa walaupun tidak mestinya di bulan Ramadhan.

Mari kita tinjau tentang hakikat puasa dan transformasinya terhadap kejiwaan, insya`allah boleh kita pergunakan untuk melalui Ibadah Ramadhan yang bakal tiba ini.

Petanya : Sebelum puasa --> Tubuh di dominasi fikiran / aql --> Puasa --> Tubuh psikologi rehat (resesif) --> Ada dominasi spirit --> Spiritual mendominasi tubuh -> Spirit ada "campur tangan" Ruhiyyah --> hasil akhir : wujud sifat fitrah / sifat ketuhanan pada jiwa.

Sedikit Peneguhan Buat Keyakinan Diri, Insya`allah..

Manusia memiliki kelebihan berbeza dengan haiwan, disamping kemampuan berfikir manusia juga memiliki kemampuan memilih. Prinsip ini disebut Nafs Al Insanniyat (diri sejati).

Menurut Surat Al Qiyamah, ayat 14 "Akan tetapi dalam diri manusia ada bashirah (yang tahu)."

Kata bashirah disebut sebagai yang tahu atas segala gerak manusia, sekali pun sangat rahsia . Ia biasa menyebut wujudnya "Aku". Wujud aku memiliki sifat tahu yang memperhatikan dirinya atas perilaku hati, kegundahan, kesenangan, kebaikan, kebohongan dan beberapa kata sifat lainnya. Ia jujur, bersih dan suci, sehingga syaitan, jin dan manusia tidak mampu menembus alam ini kerana sangat dekat dengan Allah. Allah menyebutnya dengan RohKu.

Aktiviti rohani yang diajarkan oleh Allah untuk memperoleh kesejatian ini adalah dengan melaksanakan ibadah puasa. Dalam ibadah ini manusia diwajibkan mengendalikan emosi dan aktiviti keinginan hawa nafsu selama satu bulan daripada 12 bulan iaitu di bulan Ramadhan.

Selama sebulan penuh menahan rasa dari keinginan syahwati / ragawi, samar-samar akan terjadi proses transformasi kejiwaan yang berbentuk emosional berubah menjadi ketenangan, sehingga fizikal seolah-olah tidak lagi mengikuti Aku (diri sejati). Keadaan itulah yang oleh Allah dikatakan sebagai kurniaan Lailatul Qadar, di mana manusia yang mencapai kondisi tersebut mampu menembus seluruh semesta rohani dan berubah menjadi manusia sejati dan fitrah. Keadaan fitrah ini diungkap Al Quran bahawa apabila telah terjadi fitrah pada diri manusia maka sesungguhnya fitrah ini sama dengan kehendak Allah. Q.S. Ar-Ruum Ayat 30

"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah), (Tetaplah) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui".

Dalam keadaan tersebut manusia mendapat kurniaan kepatuhan dan ketaqwaan, seperti akurnya alam semesta serta taatnya tubuh manusia, di mana tidak dapat dimengerti kenapa terlahir ke dunia ini, kenapa boleh bernafas tanpa di di kawal. Hal ini merupakan renungan yang hakiki, kenapa fikiran kita tidak sepatuh alam dan tubuh yang diselimuti kekuatan Allah itu.

Setelah ada dominasi Rohku terhadap fizik, maka akan ada perubahan sifat ketuhanan yang stabil yang perlu terus dipelihara seusai bulan Ramadhan, ibaratnya : pada bulan Ramadhan kita merajut benang untuk dijadikan kain, setelah kain selesai dibuat maka harus dipelihara, jangan diurai lagi rajutannya.. peliharalah sampai bila-bila, insya`allah

Ramadhan Kareem..

Salam Perjuangan Di Bulan Ramadhan

Tiada ulasan:

Catat Ulasan