"Ya Tuhanku ampunilah aku, rahmatilah aku,
perbaikilah aku, angkatlah darjatku, berilah aku rezeki, pimpinlah aku, afiatkanlah aku dan maafkanlah aku."

Setelah Rusia, Kini Anti-Yahudi Meroket di China

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Serangan Israel ke Gaza, Palestina membuat sejumlah gerakan anti Yahudi muncul. Setelah sweeping terjadi di Rusia, kali ini peningkatan anti-Yahudi merebak di China.
Di negeri Presiden Xi Jinping, tren itu muncul di platform media sosial negara itu. Di mana komentar-komentar anti semitisme mengalami peningkatan yang signifikan.

Istilah "anti-Yahudi" mengalami peningkatan signifikan dalam penelusuran. Menurut laporan di Wall Street Journal, sentimen tersebut bahkan berdampak pada persepsi terhadap film "Schindler's List" tahun 1993, yang menggambarkan upaya seorang pengusaha Jerman untuk melindungi para pekerja Yahudi selama Holocaust.

Film ini dibanjiri tanggapan negatif di situs streaming Bilibili dan platform kritik film Douban. Beberapa kritikus telah menyatakan perubahan pandangan mereka terhadap film tersebut sehubungan dengan kejadian baru-baru ini.

"Dulu saya suka filmnya, tapi sekarang lebih seperti cerita tentang petani yang menyelamatkan ular itu," kata salah satu komentator Bilibili dikutip Times of India, Rabu (1/11/2023).

Selain itu, berita terkait konflik Timur Tengah telah dibanjiri dengan komentar mulai dari ancaman langsung terhadap orang Yahudi. Ini pun termasuk sentimen negatif yang ditujukan kepada mereka yang membela tindakan Israel dalam konflik tersebut.

Gelombang permusuhan online ini juga berdampak pada influencer di media sosial China yang mengidentifikasi dirinya sebagai orang Yahudi. Mereka dilaporkan menjadi target para netizen.

Belum lagi, kedutaan Israel di Beijing juga menjadi bahan serangan netizen. Latar belakang permusuhan digital ini adalah perang yang sedang berlangsung.

China sendiri sejauh ini mengungkapkan kekhawatirannya terhadap perang yang terjadi antara Israel dan kelompok pejuang Palestina, Hamas. Beijing menyebut konflik tersebut dapat menyebar ke negara-negara tetangga.

Utusan khusus China untuk Timur Tengah, Zhai Jun, menyebut Beijing bersedia melakukan "apa pun yang kondusif" untuk mendorong dialog, mencapai gencatan senjata, dan memulihkan perdamaian di Timur Tengah. Ia pun menggambarkan situasi saat ini sangatlah serius.

"China memandang situasi di Gaza sangat serius dengan meningkatnya risiko konflik darat berskala besar dan karena konflik mulai meluas ke wilayah tersebut," papar Zhai dikutip Channel News Asia (CNA), menggambarkan bahwa saat ini konflik telah meluas dengan menyeret kelompok Hizbullah di Lebanon serta wilayah Suriah.

Tiada ulasan: