"..yang pertama-tama perlu difahami bahawa tidak satupun yang memaksa penggunaan burqa (disebut juga cadar atau jilbab, yang penting pakaian menutup aurat) di salah satu negara seperti di Perancis. Wanita disana dan dimana saja menggunakan pakaian sesuai dengan pilihan mereka dan pilihan sesiapa pada pakaian yang mereka pakai perlu dihormati," kata Maulana Abdul Khaliq Madrasi salah seorang wakil ketua di Darul Ulum, sebuah pusat pengajian Islam di kota Deoband sebelah barat Uttar Pradesh, India.
Madrasi mengatakan, memaksa larangan burqa hanya akan mencabut kebebasan seseorang atas apa yang perlu atau tidak, yang dia pakai. Sedangkan Sarkozy dalam ceramahnya didepan ahli dewan Isnin lalu mengatakan burqa (pakaian yang menutup seluruh tubuh termasuk wajah yang dikenakan oleh beberapa Muslimah) tidak sesuai dengan nilai-nilai yang ada di Perancis dan bukan merupakan tanda ketaatan dalam beragama. Sarkozy juga mengatakan dia akan mengkaji samada Muslimah yang menggunakan burqa di Perancis, menolak nilai-nilai sekularisme Perancis dan hak-hak wanita.
Amir Ali, asisten profesor di jurusan ilmu politik universiti Jawaharlal Nehru (JNU) mengatakan, kenyataan yang dilontarkan oleh Sarkozy di negara seperti Perancis itu hanya akan menimbulkan kontraversi dan wanita yang menggunakan burqa akan bertindak melawan terhadap pernyataanu.
Zoya Hasan profesor ilmu politik lain di JNU mengatakan meskipun secara histori burqa merupakan tanda ketaatan seorang Muslimah tetapi dalam masyarakat sekarang setiap orang perlu memiliki pilihan untuk mengamalkan ajaran agama dan budayanya, termasuk pola dalam berpakaian.
Seorang ulama senior di Delhi, Mufti Muqarram Ahmad mengatakan, "Memakai burqa adalah soal pilihan individual dan gagasan untuk melarang penggunaan pakaian seperti itu adalah tindakan yang salah, Sarkozy dan banyak masyarakat barat telah terpengaruh dengan pemahaman yang mereka lihat dari kekuasaan Taliban di Afghanistan.
Komen Blog Ibnu Hasyim: Mengapa suara-suara pembelaan soal pakaian Muslimah kini sudah berkurangan di kalangan badan-badan pencinta Islam di Malaysia berbanding di tahun-tahun awal 1980an dulu? Apakah kerana strategi atau sudah memadai?