CNBC Indonesia
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berbicara kepada pers di Pusat Koordinasi Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat (AFAD) setelah gempa berkekuatan 7,7 melanda provinsi selatan Turkiye pada 6 Februari 2023 di Ankara, Turkiye. (Anadolu Agency via Getty Images/Anadolu Agency)
Jakarta, CNBC Indonesia - Turki berhasil menemukan ladang minyak raksasa dengan perkiraan kapasitas produksi 100.000 barel per hari. Hal tersebut diumumkan langsung oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan, Selasa (2/5/2023)
Sumber daya baru tersebut telah diidentifikasi di dekat ladang minyak yang ada di daerah Pegunungan Gabar di tenggara Provinsi Sirnak.
Menurut Erdogan, ladang tersebut mampu menghasilkan lebih banyak minyak daripada ladang Turki lainnya dan akan meningkatkan kemandirian energi negara. Adapun, minyak mentah dari ladang baru tersebut sudah mulai mengalir kilang.
"Turkiye (nama resmi Turki) tidak lagi menjadi negara yang membutuhkan impor energi. Kita akan menjadi negara yang mampu menyuplai sumber daya energi," tegasnya, dikutip TASS.
Dia mengatakan Turki menghargai kemandirian energi dan ingin melakukan diversifikasi dari impor, yang digunakan untuk menutupi hampir semua konsumsi domestiknya. Negara tersebut saat ini sangat bergantung pada pasokan minyak dan gas dari Rusia, Azerbaijan, Iran, Nigeria, dan Aljazair, serta impor gas alam cair (LNG) dari Qatar dan AS.
Pada Desember lalu, Erdogan mengungkapkan penemuan ladang minyak di Provinsi Sirnak, dengan cadangan sekitar 150 juta barel, dan diperkirakan bernilai US$ 12 miliar.
Sejatinya, Turki telah meningkatkan ambisi minyak dan gasnya dalam setahun terakhir. Pada Januari, negara tersebut menyegel kesepakatan jangka panjang dengan Bulgaria, yang memungkinkan negara Balkan tersebut mendapatkan akses ke terminal LNG Turki.
Pada Januari, Ankara meningkatkan perkiraan cadangan gas alam negara itu di Laut Hitam. Menteri Energi Fatih Donmez mengatakan pada saat itu bahwa cadangan terbukti saat ini akan memenuhi permintaan domestik selama 30 tahun ke depan, sementara penemuan baru di Laut Hitam akan memperpanjang swasembada pasokan gas ini lebih lama lagi.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan