MERONG
Semenanjung Arab,Mekah,Madinah,Taif dan Jeddah pada awalnya di perintah oleh golongan Ahlul-Bait Arab Quraish al-Hashimi sehinggalah kepada raja yg terakhir iaitu Raja Syarif Hussien Mekah(1853-1931)
Dinasti Saudi Arabia bermula sejak abad ke dua belas Hijriyah atau abad ke lapan belas Masehi. Ketika itu, di jantung Jazirah Arabia, tempatnya di wilayah Najd yang secara sejarahnya sangat terkenal, lahirlah Negara Saudi yang pertama yang didirikan oleh Imam Muhammad bin Saud di “Ad-Dir’iyah”, terletak di sebelah barat laut kota Riyadh pada tahun 1175 H./1744 M.
Negara ini mengaku memikul tanggung jawab dakwah menuju kemurnian Tauhid kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala, mencegah prilaku bid’ah dan khurafat, kembali kepada ajaran para Salafus Shalih dan berpegang teguh kepada dasar-dasar agama Islam yang lurus. Period awal Negara Saudi Arabia ini berakhir pada tahun 1233 H./1818 M.
Period kedua dimulai ketika Imam Faisal bin Turki mendirikan Negara Saudi kedua pada tahun 1240 H./1824 M. Periode ini berlangsung hingga tahun 1309 H/1891 M. Pada tahun 1319 H/1902 M, Raja Abdul Aziz berhasil mengembalikan kejayaan kerajaan para pendahulunya, ketika beliau merebut kembali kota Riyad yang merupakan ibukota bersejarah kerajaan ini dengan bantuan British(Lawrence Of Arabia) dan mengusir Syarif Hussien Mekah.
Semenjak itulah Raja Abdul Aziz mulai bekerja dan membangun serta mewujudkan kesatuan sebuah wilayah terbesar dalam sejarah Arab moden, yaitu ketika berhasil mengembalikan suasana keamanan dan ketenteraman ke bahagian terbesar wilayah Jazirah Arabia, serta menyatukan seluruh wilayahnya yang luas ke dalam sebuah negara moden yang kuat yang dikenal dengan nama Kerajaan Saudi Arabia. Penyatuan dengan nama ini, yang dideklarasikan pada tahun 1351 H/1932 M, merupakan dimulai fasa baru sejarah Arab modern.
Raja Abdul Aziz Al-Saud pada saat itu menegaskan kembali komitmen para pendahulunya, raja-raja dinasti Saud, untuk selalu berpegang teguh pada prinsip-prinsip Syariah Islam, menebar keamanan dan ketenteraman ke seluruh penjuru negeri kerajaan yang sangat luas, mengamankan perjalanan haji ke Baitullah, memberikan perhatian kepada ilmu dan para ulama, dan membangun hubungan luar negeri untuk merealisasikan tujuan-tujuan solidariti Islam dan memperkuat tali persaudaraan di antara seluruh bangsa arab dan kaum Muslimin serta sikap saling memahami dan menghormati dengan seluruh masyarakat dunia.
Raja Arab Saudi
1932-1953- Abd al-`Azīz as-Sa`ūd
1953-1964 - Saud ibn ’Abd al ’Aziz Al Sa’ud
1964-1975 - King Faisal bin Abdul-Aziz Al Saud
1975 – 1982 - Khalid bin Abdul Aziz
1982-2005 - King Fahd Bin Abdul Aziz
2005-now King Abdullah bin Abdul-Aziz Al Saud
Sejumlah kesaksian yang meyakinkan bahwa Keluarga Saud merupakan keturunan Yahudi, dapat dibuktikan melalui fakta-fakta berikut ini. Pada tahun 1960-an, pemancar radio “Sawtul Arab” di Kairo, Mesir, dan pemancar radio di Sana’a, Yaman, membuktikan bahwa nenek moyang Keluarga Saudi adalah dari trah Yahudi.
Raja Faisal Al-Saud tidak boleh menyanggah bahwa keluarganya adalah keluarga Yahudi ketika memberitahukan kepada The Washington Post pada l 17 September 1969, dengan menyatakan bahwa: “Kami, Keluarga Saudi adalah keluarga Yahudi. Kami sepenuhnya tidak setuju dengan setiap penguasa Arab atau Islam yang memperlihatkan permusuhannya kepada Yahudi, sebaliknya kita harus tinggal bersama mereka dengan damai. Negeri kami, Saudi Arabia merupakan sumber awal Yahudi dan nenek-moyangnya, dari sana menyebar ke seluruh dunia”.
Dengan pembongkaran ini beberapa kemuskilan terjawab :
1. Mengapa Arab Saudi berdampingan dgn USA dalam soal politik tanpa mengira kepentingan/sensitiviti negara Islam yg lain dlm membuat keputusan.
2. Mengapa Arab Saudi tidak menunjukkan kesungguhan menghulurkan bantuan umpamanya isu Palestine atau negara Islam yg lain.
3. Sebagai Negara yg mempunyai Mekah dan Madinah didalam..mengapa Arab Saudi tidak mahu menjadi juara kpd umat Islam sebaliknya tunduk kps USA dan Israel.
4. Bagaimana pemerintah Saudi berjaya mengaburi umat Islam sedunia apabila mereka HANYA mengetatkan /syiarsyariat Islam di Arab Saudi tetapi tidak kepada kepentingan Islam yg lain yg lebih luas.
5. Mengapa pembangunan yg dilakukan disekitar masjidil haram tidak menepati tuntutan Islam malah mengikut acuan Yahudi.
6. Mengapa mereka menghapuskan banyak tinggalan sejarah Islam diatas nama pembangunan dan bidaah.
Adakah mereka ini golongan As-Sufyani yg bakal ditelan gempa bumi di awal kemunculan Al-Mahdi?
Wallahu’lam
Tiada ulasan:
Catat Ulasan