Fauziah Rahimi|
Editor: Septi Maimuna
RADARUTARA.ID - Indonesia memiliki kampung-kampung yang dihuni oleh janda, dan lokasi-lokasi ini bahkan dijuluki sebagai "Kampung Janda".
Hal ini bukan fenomena baru di Indonesia, di mana keberadaan mereka masih banyak menarik perhatian masyarakat Indonesia karena kehidupan di kampung-kampung janda memiliki kisah-kisah yang unik dan menarik, sekaligus menghadirkan beragam permasalahan dan tantangan.
Kampung-kampung janda di Indonesia tidak hanya menciptakan solidaritas di antara para janda.
Tak hanya itu, keberadaan kampung-kampung janda di Indonesia juga menjadi contoh inspiratif tentang kesetaraan dan kemandirian wanita di Indonesia.
Berikut deretan kampung paling banyak janda di Indonesia.
1. Kampung Batuah
Kampung Batuah adalah sebuah kampung yang penduduknya mayoritas berstatus janda. Terletak di kota Banjar Baru, Kalimantan Selatan.
Hampir 90 persen penduduk wanita di Kampung Batuah menyandang status janda. Kebanyakan dari mereka menyandang status janda karena suaminya meninggal dunia.
Di Kampung Batuah umumnya para wanita menikah dengan pria yang usianya terpaut jauh lebih tua.
Jarang sekali para wanita di Kampung Batuah yang berstatus janda memutuskan untuk menikah lagi, mereka lebih memilih hidup sendiri dan menggantikan peran suami untuk mencari nafkah.
2. Kampung Ciburayut
Kampung paling banyak janda di Indonesia pertama adalah Kampung Ciburayut. Lokasinya di Kabupaten Bogor.
Diperkirakan terdapat 30 keluarga yang seluruh anggotanya berstatus janda. Bahkan, sebagian besar merupakan janda muda.
Banyaknya janda di Kampung Ciburayut dikarenakan faktor pendidikan masyarakat yang masih rendah. Selain itu, beberapa di antara mereka juga ditinggal mati oleh suaminya.
3. Komplek Arbain
Berbeda dengan yang sebelumnya, sesuai dengan namanya Komplek Arbain bukanlah sebuah kampung atau desa, tapi komplek perumahan yang dihuni oleh para janda.
Komplek Arbain berada di Pasuruan, Jawa Timur, yang semuanya diisi oleh perempuan yang menyandang status janda.
Di Komplek ini terdapat 40 rumah yang ternyata bebas biaya sewa rumah. Bagi yang ingin menjadi warga Komplek Arbain, harus menyertakan surat cerai atau akte kematian suami.
Di Komplek Arbain menerapkan peraturan yang cukup ketat, bahwasannya penghuni dilarang pulang lebih dari jam 10 malam, dan tidak boleh menerima tamu pria kecuali ada tetangga yang menemani.
Ternyata Komplek Arbain didirikan oleh seorang pria asal Pasuruan bernama Hanif Kamaludin.
4. Kampung Padukuhan Kalangbangi Wetan
Kampung Padobuhan Kalangbangi Wetan yang terletak di Kabupaten Gunungkidul dikenal sebagai Kampung Janda karena hampir separuh warga di desa ini adalah perempuan yang berstatus janda.
Ada beberapa alasan yang menyebabkan para wanita di kampung tersebut menjadi janda, seperti perceraian, suami meninggal, atau ditinggal suami tanpa kabar.
Mayoritas penduduk di kampung Padukuhan Kalangbangi Wetan adalah kaum janda.
Mereka tetap berusaha untuk hidup mandiri dan memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka dengan bekerja di berbagai bidang seperti peternakan, pertanian, dan pengrajin.
5. Kampung Ngeposari
Kampung paling banyak janda di Indonesia selanjutnya yaitu Kampung Ngeposari. Letak di Gunung Kidul, Yogyakarta. Masyarakat yang mendiami kampung Ngeposari berjumlah 93 kelapa keluarga (KK).
Sebanyak 26 KK di antaranya adalah janda. Sedikitnya, 75 persen penduduk Kampung Ngeposari adalah perempuan. Populasi perempuan di kampung itu juga tinggi lantaran faktor perceraian.
6. Kampung Padukuhan
Kampung Padukuhan juga merupakan satu dari sederet kampung paling banyak janda di Indonesia. Lokasinya berada diGunung Kidul, Yogyakarta.
Dilansir dari kanal YouTube Jejak Richard, terdapat 26 kepala keluarga (KK) yang berstatus janda dari total 93 KK. Ini berarti hampir sepertiga warga di sana merupakan janda yang hidup tanpa suami.
Konotasi kampung Janda di sini tidak selalu negatif, mereka terus melanjutkan hidup dengan semangat. Meski berstatus janda, mereka tetap semangat melanjutkan hidup.
7. Desa Losari
Desa Losari terletak di perbukitan, letaknya sekitar 30 kilometer timur laut Kota Purbalingga. Permukiman penduduk ini dianggap sebagai salah satu kampung paling banyak janda di Indonesia.
Berbeda dengan kampung janda yang lain, Desa Losari dikenal dengan "janda musiman” karena mereka ditinggal suami untuk sementara waktu. Suami tersebut rata-rata pergi keluar kota untuk merantau dan meninggalkan istri selama tiga bulan untuk berdagang.
Itulah deretan kampung paling banyak janda di Indonesia. Meskipun keberadaan kampung-kampung ini mungkin mengejutkan bagi sebagian orang, tetapi mereka juga membuktikan bahwa para janda bisa hidup dengan mandiri dan berdikari.
Adanya komunitas di kampung-kampung ini juga membuktikan bahwa mereka para janda bisa saling mendukung dan bertahan dalam menghadapi kesulitan hidup.*
Tiada ulasan:
Catat Ulasan