Sepanjang hidup Rasulullah, tidak pernah ada satu saatpun perut baginda kenyang. Tidak pernah satu saatpun baginda tidur beralaskan tilam empuk. Baginda lah orang yang selalu merintih siang dan malam memohon keampunan untuk dirinya dan umatnya. Kerisauan baginda sepanjang masa hanyalah terhadap umatnya.
Peribadi baginda yang mulia ini dihiasi pula dengan peribadi para sahabat di sekelilingnya yang zuhud dan sentiasa merendah diri, umpama malam yang indah diterangi cahaya bulan dipagari pula oleh kerlipan bintang.
Peribadi Saidina Abu Bakar Assiddiq
Siapa yang tak mengenal Abu Bakar Ash-Shiddiq radiallahuanhu, seorang khalifah besar pengganti Rasulullah, manusia paling mulia dari umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Bukan hanya kaum muslimin yang mengenalnya, bahkan orang-orang kafir pun mengenalnya. Panglima besar yang berhasil menundukkan kekuatan dan kebongkakan negara super power Romawi. Dialah Abdullah bin ‘Utsman bin ‘Amir bin Ka’ab bin Sa’d bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Luai yang lebih dikenal dengan sebutan Abu Bakar Ash-Shiddiq radiallahuanhu.
Ibunya menjelaskan, suatu saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melihat Abu Bakar lalu menggelarnya ‘atiiqullah minan nar, orang yang dibebaskan Allah dari api neraka. Ibunya bernama Ummul Khair As-Sahmi binti Shakhr bin ‘Amir, wafat dalam keadaan memeluk Islam.
Keagungan dan kemuliaan Abu Bakar bukan karena ketampanan dan kegagahannya, akan tetapi karena keimanan yang kokoh di hati yang membuahkan pembenaran terhadap semua apa yang dikabarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Secara fisik ia seorang yang berbadan kurus, berdahi menonjol, berpundak sempit, berwajah cekung dan pinggang kecil.
Di saat semua orang meragukan dan mendustakan apa yang Rasulullah s.a.w sampaikan, dia seorang diri membenarkannya. Ia rela merobek habis robekan demi robekan bajunya untuk menyumbat setiap lubang yang ada di dalam gua di malam hari karena takut binatang penyengat yang bersembunyi di dalamnya keluar mengigit Rasullulah s.a.w ketika orang-orang musyrik mengepung keduanya. Dia sanggup menahan gigitan binatang berbisa tatkala Rasullullah tido diribanya pada saat itu. Hingga airmatanya mengalir terlalu menahan sakit, namun dia tidak berganjak asalkan Rasullullah lena diribanya. Pagi harinya, Rasulullah menanyakan di mana pakaiannya. Setelah tahu apa yang terjadi, Rasulullah mendoakannya menjadi orang yang mempunyai darjat tinggi di jannah.
Ibunya menjelaskan, suatu saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melihat Abu Bakar lalu menggelarnya ‘atiiqullah minan nar, orang yang dibebaskan Allah dari api neraka. Ibunya bernama Ummul Khair As-Sahmi binti Shakhr bin ‘Amir, wafat dalam keadaan memeluk Islam.
Keagungan dan kemuliaan Abu Bakar bukan karena ketampanan dan kegagahannya, akan tetapi karena keimanan yang kokoh di hati yang membuahkan pembenaran terhadap semua apa yang dikabarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Secara fisik ia seorang yang berbadan kurus, berdahi menonjol, berpundak sempit, berwajah cekung dan pinggang kecil.
Di saat semua orang meragukan dan mendustakan apa yang Rasulullah s.a.w sampaikan, dia seorang diri membenarkannya. Ia rela merobek habis robekan demi robekan bajunya untuk menyumbat setiap lubang yang ada di dalam gua di malam hari karena takut binatang penyengat yang bersembunyi di dalamnya keluar mengigit Rasullulah s.a.w ketika orang-orang musyrik mengepung keduanya. Dia sanggup menahan gigitan binatang berbisa tatkala Rasullullah tido diribanya pada saat itu. Hingga airmatanya mengalir terlalu menahan sakit, namun dia tidak berganjak asalkan Rasullullah lena diribanya. Pagi harinya, Rasulullah menanyakan di mana pakaiannya. Setelah tahu apa yang terjadi, Rasulullah mendoakannya menjadi orang yang mempunyai darjat tinggi di jannah.
Dari sisi keilmuan, Abu Bakar radiallahuanhu melebihi shahabat lainnya. Banyak fatwa yang ia keluarkan di hadapan Rasulullah dan beliau menyetujuinya. Diangkatnya , ditambah adanya hadits,Abu Bakar menjadi imam shalat pengganti Rasulullah yang memerintahkan kaum muslimin untuk kembali kepada “dua bulan” (Abu Bakar dan ‘Umar) bila mengalami suatu perselisihan, menjadi saksi atas ketinggian ilmunya. Karenanya, sewaktu Rasulullah wafat orang-orang Muhajirin dan Anshar sepakat membaiatnya menjadi khalifah.
Ia seorang khalifah yang adil, tidak bergaya hidup mewah dan rendah hati. Tak lama setelah diangkat jadi khalifah ia berkata, bahwa ia bukanlah orang yang terbaik, memerintah rakyatnya mengikuti syariat, jika dirinya baik minta diikuti dan jika dirinya menyimpang ia minta diluruskan dan dibaiki.
Abdullah bin ‘Umar, mengkhabarkan bahwa Abu Bakar radiallahuanhu sakit karena wafatnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam hingga menyebabkan kematiannya. Ahli sejarah menulis Abu Bakar z wafat antara waktu Maghrib dan ‘Isya pada hari Rabu bulan Rabi’ul Awwal tahun 13 H, dalam usia 63 tahun.
Rasulullah bersabda kepada Abubakar As-Shidiq ra : “ Aku melihat dalam mimpi bahwa kita menaiki sebuah tangga, pada akhirnya aku mendahului dua langkah didepan engkau” , lalu dijawab oleh Abubakar : “ Wahai Rasulullah, Allah Yang Maha Kuasa akan memanggil Jiwamu keribaanNya, dan aku akan hidup dua atau satu setengah tahun lagi setelah engkau meninggalkan dunia ini”
Mimpi Rasulullah dan perkataan Abubakar tersebut menjadi kenyataan, Ternyata beliau menjadi Pemimpin menggantikan Rasulullah selama 2 tahun 3 bulan.
Suatu prestasi yang begitu besar dalam sisa hidupnya sepeninggal Rasulullah telah dicapai. Beliau telah berhasil menumpas orang-orang Arab yang Murtad dan memberontak, membuat mata dunia terbelalak ketika berhasil menembus dua Imperium besar yang ketika itu menguasai dunia dan menentukan arah kebudayaannya yaitu Persia dan Rumawi. Kedaulatan itu pula yang mengembang peradaban dunia selama berabad-abad lamanya.
Pada hari Senin 22 Agustus 634 didalam sakitnya Abubakar ra berkata
“Dan datanglah sakratul maut yang membawa kebenaran : “ Inilah yang dulu hendak kamu hindari”.
Setiap yang punya unta akan diwariskan
Dan setiap barang rampasan akan dirampas
Setiap yang kehilangan akan kembali
Tetapi hilang dengan kematian tak akan kembali
“Tuhan ….. ambillah nyawaku sebagai orang yang berserah diri (sebagai muslim) dan tempatkanlah aku bersama orang-orang yang saleh”.
Ketika mengetahui Abubakar ra wafat Sahabat beliau Ali Abu Talib ra, berkata sambil menangis :
“Abu Bakar, semoga Allah memberi rahmat kepadamu, Engkaulah orang pertama masuk Islam, dengan iman yang begitu murni. Keyakinan yang kuat dengan kekayaan yang terbesar. Engkaulah yang sangat memperhatikan Rasulullah SAW, dan sangat perduli terhadap Islam. Besar sekali pengorbananmu hendak melindungi umat. Engkaulah yang terdekat dengan Rasulullah dari segi akhlak, kemuliaan, sikap dan pandanganmu terhadap agama.
Semoga Allah memberi balasan baik kepadamu, demi Islam, demi Rasulullah dan demi segenap umat Muslimin. Engkau sudah percaya kepada Rasululullah tatkala orang masih mendustakannya, engkau begitu dermawan dan murah hati dikala orang sangat kikir kepadanya. Engkau yang selalu bersamanya sementara orang lain masih bermalas-malas.
Allah telah memberimu gelar As-Siddiq dalam KitabNya: “Orang yang membawa kebenaran dan yang membenarkannya (QS 39,33). Yang dimaksud adalah Muhammad dan engkau. Demi Allah engkau adalah benteng Islam dan malapetaka bagi si kafir.
Peganganmu dan alasanmu tidak sesat, wawasanmu tak pernah lemah dan engkau tak pernah menjadi penakut. Engkau seperti gunung yang tak tergoyahkan oleh badai dan taufan, tak remuk karena benturan halilintar. Engkau seperti dikatakan Rasulullah saw, lemah dalam jasmani, kuat dalam agama, rendah hati dalam dirimu, agung dalam pandangan Allah, mulia di bumi, besar di mata kaum Muslimin.
Engkau tak tedorong ambisi dan nafsu, orang yang lemah, dimatamu adalah kuat, orang yang kuat, dalam pandanganmu adalah lemah, sesudah kau ambil hak si kuat dan kau berikan kepada si lemah.
Semoga Allah memberikan sebagian pahalamu kepada kami dan tidak tersesat karena kami jauh darimu. “
Siti Aisyah, sebagai putri beliau dan sebagai Istri dari Rasulullah saw berkata :
“Ayahanda, semoga Allah melimpahkan cahayaNya ke wajah mu, dan memuji segala usahamu yang sangat bermanfaat. Engkaulah orang yang tak terpesona oleh gemerlapnya dunia, dengan cara menjauhinya, engkau menjunjung tinggi kehidupan akhirat, dengan hati terbuka menyambutnya.
Kalau ada rasa duka terbesar dalam menimpa kami setelah ditinggal Rasulullah saw, maka inilah dukanya, dan kalau ada peristiwa terbesar yang terjadi sesudah baginda,inilah dia, sepi pilu karena kehilanganmu.
Dengan bersabar atas kepergianmu, Kitabullah menjanjikan ganti yang terbaik kepada kita. Aku siap melaksanakan janji Allah tentang engkau dengan bersabar, dengan meminta pertolongan dengan banyak istigfar untukmu.
Semoga Allah memberikan keselamatan kepadamu, dengan cucuran airmata ini aku melepaskanmu wahai ayahandaku tercinta, tanpa rasa dendam, tanpa rasa kesal atas takdir yang terjadi terhadapmu
Mimpi Rasulullah dan perkataan Abubakar tersebut menjadi kenyataan, Ternyata beliau menjadi Pemimpin menggantikan Rasulullah selama 2 tahun 3 bulan.
Suatu prestasi yang begitu besar dalam sisa hidupnya sepeninggal Rasulullah telah dicapai. Beliau telah berhasil menumpas orang-orang Arab yang Murtad dan memberontak, membuat mata dunia terbelalak ketika berhasil menembus dua Imperium besar yang ketika itu menguasai dunia dan menentukan arah kebudayaannya yaitu Persia dan Rumawi. Kedaulatan itu pula yang mengembang peradaban dunia selama berabad-abad lamanya.
Pada hari Senin 22 Agustus 634 didalam sakitnya Abubakar ra berkata
“Dan datanglah sakratul maut yang membawa kebenaran : “ Inilah yang dulu hendak kamu hindari”.
Setiap yang punya unta akan diwariskan
Dan setiap barang rampasan akan dirampas
Setiap yang kehilangan akan kembali
Tetapi hilang dengan kematian tak akan kembali
“Tuhan ….. ambillah nyawaku sebagai orang yang berserah diri (sebagai muslim) dan tempatkanlah aku bersama orang-orang yang saleh”.
Ketika mengetahui Abubakar ra wafat Sahabat beliau Ali Abu Talib ra, berkata sambil menangis :
“Abu Bakar, semoga Allah memberi rahmat kepadamu, Engkaulah orang pertama masuk Islam, dengan iman yang begitu murni. Keyakinan yang kuat dengan kekayaan yang terbesar. Engkaulah yang sangat memperhatikan Rasulullah SAW, dan sangat perduli terhadap Islam. Besar sekali pengorbananmu hendak melindungi umat. Engkaulah yang terdekat dengan Rasulullah dari segi akhlak, kemuliaan, sikap dan pandanganmu terhadap agama.
Semoga Allah memberi balasan baik kepadamu, demi Islam, demi Rasulullah dan demi segenap umat Muslimin. Engkau sudah percaya kepada Rasululullah tatkala orang masih mendustakannya, engkau begitu dermawan dan murah hati dikala orang sangat kikir kepadanya. Engkau yang selalu bersamanya sementara orang lain masih bermalas-malas.
Allah telah memberimu gelar As-Siddiq dalam KitabNya: “Orang yang membawa kebenaran dan yang membenarkannya (QS 39,33). Yang dimaksud adalah Muhammad dan engkau. Demi Allah engkau adalah benteng Islam dan malapetaka bagi si kafir.
Peganganmu dan alasanmu tidak sesat, wawasanmu tak pernah lemah dan engkau tak pernah menjadi penakut. Engkau seperti gunung yang tak tergoyahkan oleh badai dan taufan, tak remuk karena benturan halilintar. Engkau seperti dikatakan Rasulullah saw, lemah dalam jasmani, kuat dalam agama, rendah hati dalam dirimu, agung dalam pandangan Allah, mulia di bumi, besar di mata kaum Muslimin.
Engkau tak tedorong ambisi dan nafsu, orang yang lemah, dimatamu adalah kuat, orang yang kuat, dalam pandanganmu adalah lemah, sesudah kau ambil hak si kuat dan kau berikan kepada si lemah.
Semoga Allah memberikan sebagian pahalamu kepada kami dan tidak tersesat karena kami jauh darimu. “
Siti Aisyah, sebagai putri beliau dan sebagai Istri dari Rasulullah saw berkata :
“Ayahanda, semoga Allah melimpahkan cahayaNya ke wajah mu, dan memuji segala usahamu yang sangat bermanfaat. Engkaulah orang yang tak terpesona oleh gemerlapnya dunia, dengan cara menjauhinya, engkau menjunjung tinggi kehidupan akhirat, dengan hati terbuka menyambutnya.
Kalau ada rasa duka terbesar dalam menimpa kami setelah ditinggal Rasulullah saw, maka inilah dukanya, dan kalau ada peristiwa terbesar yang terjadi sesudah baginda,inilah dia, sepi pilu karena kehilanganmu.
Dengan bersabar atas kepergianmu, Kitabullah menjanjikan ganti yang terbaik kepada kita. Aku siap melaksanakan janji Allah tentang engkau dengan bersabar, dengan meminta pertolongan dengan banyak istigfar untukmu.
Semoga Allah memberikan keselamatan kepadamu, dengan cucuran airmata ini aku melepaskanmu wahai ayahandaku tercinta, tanpa rasa dendam, tanpa rasa kesal atas takdir yang terjadi terhadapmu
Saidina Umar bin Khatab berkata:
“Wahai Khalifah Rasulullah!! Sepeninggalmu, sungguh ini suatu beban yang sangat berat yang harus kami pikul. Sungguh Engkau tak tertandingi, bagaimana pula hendak menyusulmu??
Ässalamualaika wahai Abu bakar………
Allah telah menguji setiap khalifahNYa….
Berkat keimanan dan keteguhan engkau
Kami kaum Muslimin dapat berdiri tegak
Penuh daya hidup untuk mengarungi dunia
Untuk menuju tingkat peradaban yang tinggi
Sesuai dengan martabat manusia.
Engkau dipertemukan dengan Rasulullah dalam Iman
Kini engkau dipertemukan dengan kematian.
Perjuanganmu bersamanya sungguh melelahkan
Semoga Allah memberikan kemuliaan bersamanya
“Wahai Khalifah Rasulullah!! Sepeninggalmu, sungguh ini suatu beban yang sangat berat yang harus kami pikul. Sungguh Engkau tak tertandingi, bagaimana pula hendak menyusulmu??
Ässalamualaika wahai Abu bakar………
Allah telah menguji setiap khalifahNYa….
Berkat keimanan dan keteguhan engkau
Kami kaum Muslimin dapat berdiri tegak
Penuh daya hidup untuk mengarungi dunia
Untuk menuju tingkat peradaban yang tinggi
Sesuai dengan martabat manusia.
Engkau dipertemukan dengan Rasulullah dalam Iman
Kini engkau dipertemukan dengan kematian.
Perjuanganmu bersamanya sungguh melelahkan
Semoga Allah memberikan kemuliaan bersamanya
Kisah Saidina Umar Al Khattab r.a
Nabi Muhammad SAW, pernah bersabda : “ Ya Allah, kuatkanlah Islam dengan salah seorang dari Amr bin Hisyam atau Umar bin Khatab”. Allah SWT telah mengabulkan doa baginda dengan masuk Islamnya Umar bin Khatab sekitar tahun 616. Rasulullah SAW telah mengetahui akan keunggulan-keunggulan yang dimiliki Umar, pemuda yang gagah berani, tidak mengenal takut dan gentar, mempunyai ketabahan dan kemauan keras, demi untuk kepentingan perjuangan Islam, maka Rasulullah SAW memanjat doa kepada Sang Pencipta Yang Menguasai Segala yang di langit dan di bumi.
Beliau adalah Sahabat Rasul terdekat dan menjadi khalifah ke dua al-Khulafa-ar-Rasyidin., lahir dari suku Adi yang terpandang mulia dan mempunyai martabat tinggi di kalangan Arab, suku ini masih termasuk rumpun Kuraisy. Masuknya Umar binKhatab diikuti putra sulungnya, dan istrinya.
Masuknya Umar bin Khatab kedalam Islam membuka jalan bagi tokoh-tokoh Arab lainnya untuk masuk Islam. Saat itu berbondong-bondonglah orang masuk Islam, dalam waktu singkat pengikut islam berkembang dengan pesat. Umar telah membawa cahaya terang dalam permulaan perjuangan Islam. Dakwah Islam yang biasanya sembunyi-sembunyi kini dilaksanakan secara terang-terangan. Umar menjadi pelindung dan pembela umat Islam pada saat itu dari segala gangguan.
Ibnu Asir mengungkapkan bahwa Abdullah bin Masúd berkata :” Islamnya Umar adalah merupakan suatu kemenangan, hijrahnya adalah suatu pertolongan, dan pemerintahannya adalah rahmat”.
Sebelumnya, Umat Islam tidak berani mendirikan solat secara terang-terangan, takut akan dianiaya oleh kafir Kuraisy, tetapi setelah itu mereka dapat beribadah dengan leluasa tanpa tertekan, “ Umar telah menunjukkan kesetiaan dan pengabdiannya tanpa penat jerih demi kejayaan Islam, seolah-olah ia hendak menebus segala kesalahan dan dosa yang diperbuatnya pada masa jahiliyah”.
Beliau sangat dekat dengan Rasulullah SAW, sampai Rasul bersabda :” Andaikata masih ada Nabi sesudahku, Umar lah orangnya”. Rasul memberikan gelar untuk Umar dengan gelar al-Faruq (Pembeda/pemisah). Artinya adalah Allah SWT telah memisahkan dalam dirinya antara yang hak dan yang bathil. Hanya Umar yang berani mengemukakan pendapatnya dihadapan Nabi SAW, bahkan ia tidak segan menyampaikan kritik untuk kebaikan dan kemaslahatan umat Islam.
Diriwayatkan ketika ia bersama Nabi SAW di dekat Kaabah, Nabi SAW menunjukkan kepadanya maqam Nabi Ibrahim as. Seketika Umar bertanya apakah disitu boleh mendirikan solat? Nabi SAW menjawab bahwa hal itu belum diperintahkan. Lalu hari itu juga turun wahyu yang membolehkan solat di maqam Nabi Ibrahim itu.
Pada saat lain Umar mengusulkan kepada Nabi SAW agar memerintahkan kepada Isteri-Isterinya untuk memakai tirai, maksudnya agar berbicara dengan tamu-tamunya dari belakang hijab, sebab menurut Umar, yang berbicara dengan mereka bukan saja orang baik-baik melainkan juga ada orang jahat. Tak lama kemudian turunkah ayat tentang hijab yang membenarkan pendapat tentang Umar.
Pandangannya yang jauh ke depan, keikhlasan dan keadilannya, membuat orang senang menerima pendapatnya. Hal ini terlihat pada hari wafatnya Rasulullah SAW, terjadi saat itu juga perselisihan antara kaum Anshar dan Kaum Muhajirin di Saqifah, malah kaum Anshar telah membaiat khalifah pengganti Rasulullah SAW. Umar dengan tangkasnya melerai perselisihan, yang berahir dengan pengangkatan Abu Bakar.
Dia adalah orang pertama yang mencetuskan pengumpulan Ayat Al-Quran pada masa kekhalifahan Abu Bakar. Sebagai Khalifah beliau terkenal dengan sangat adil dalam menjalankan pemerintahannya, memperlakukan sama terhadap seluruh lapisan masyarakat. Pernah seorang gabenor Mesir diadili dan ternyata dinyatakan bersalah, maka ia menghukumnya dengan cara menyuruh penduduk yang teraniaya membalasnya sesuai dengan perlakuan yang diterimanya. Ia berkelana mengamati keadaan rakyatnya, khuatir ada yang ditimpa kesulitan dan kelaparan. Tak segan dengan memberikan bantuan langsung, bahkan mengangkat sendiri bahan makanan yang akan dibahagikannya.
Sebelum Islam beliau adalah seorang yang suka berfoya foya dan sentiasa di dalam berhibur.Namun setelah Islam, beliau tidak pernah berhenti menangis. Hingga ada diriwayatkan bahawa di bawah matanya terdapat lurah kerana sentiasa menangis sepanjang masa. Beliau sering menangis kerana teringatkan dosanya menimbus anak perempuannya yang kecil hidup hidup ketika belum Islam.
Dirinya yang mewah dan berdarjat sebelum Islam bertukar zuhud setelah Islam. Hingga diriwayatkan pada ketika pemerintahannya, dia cuba berhutang duit baitumal untuk membeli baju anaknya. Padahal dia adalah khalifah dan pemimpin besar ketika itu.
Jika dia sentiasa dihidangkan dengan makanan mewah ketika sebelum Islam, perutnya sentiasa lapar setelah Islam. Saat dia menjadi khalifah, perutnya sentiasa kempis. Beliau sangat takut jika pada saat perutnya kenyang diisi makanan,ada pada ketika itu rakyatnya yang lapar tanpa diketahuinya dan dia sangat takut akan disoal oleh Allah tentang rakyatnya.
Dirinya yang garang dan panas baran ketika sebelum islam, bertukar menjadi penyabar dan lemah lembut setelah Islam. Malah semua orang Islam merasa akan kasihsayangnya. Beliau sangat merendah diri dan jelas kelihatan menyayangi sesama Islam.
Kezuhudan dua pemimpin Islam agung yang bernama Umar seringkali dikaitkan dalam sejarah pemerintahan Islam iaitu Umar Ibn Khattab dan Umar Abd Aziz.
Jelas sekali dalam ke arah kesinambungan keluruhan Islam, Islam memerlukan pemimpin yang zuhud, merendah diri dan sentiasa mewarisi peribadi Rasullullah s.a.w dan para sahabat r.h. Persoalannya adakah pemimpin hari ini mewarisi peribadi yang ditinggalkan oleh Rasullullah dan para sahabat ini? Adakah mereka yang bergelar ulama ini betul betul mewarisi Nabi? Apakah yang mereka warisi?
Jika tanya kepada mereka tentu sahaja mereka akan membuka kitab,mengeluarkan hujah untuk menghalalkan perbuatan mereka yang sedang sibuk membuncitkan perut mereka.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan