"Ya Tuhanku ampunilah aku, rahmatilah aku,
perbaikilah aku, angkatlah darjatku, berilah aku rezeki, pimpinlah aku, afiatkanlah aku dan maafkanlah aku."

Pencipta logo R4BIA dedah rahsia ‘warna kuning & hitam’


KAHERAH: Sebuah surat kabar Turki melakukan wawancara dengan dua orang perancang simbol R4BIA yang telah menyebar ke seluruh dunia dalam waktu yang sangat singkat.

R4BIA adalah sebuah simbol berwarna kuning yang di tengahnya terdapat gambar tangan yang membuka empat jari berwarna hitam. Simbol ini digunakan untuk menunjuk pembantaian yang dilakukan pemerintah kudeta terhadap para demonstran di Dataran Rab’ah Adawiyah.

Dua perancang R4BIA, yaitu Shalihah Irene dan Cihad Dulles, menyebutkan bahwa simbol ini menunjukkan teriakan protes terhadap kekejaman pembantaian yang terjadi di Rab’ah.

Mereka menerangkan bahwa warna kuning menunjuk kepada kota Al-Quds di Palestina, sedangkan warna hitam menunjuk kepada Kaabah di Makkah Saudi Arabia.

Irene mengatakan bahwa hanya ada satu hal yang dikhawatirkannya, yaitu manusia. Dia bekerja desain grafis selama 12 tahun, bekerja sebagai sukarelawan di sebuah media berita yang menggunakan facebook, Haber Seyret.

Sedangkan Cihad mengatakan bahwa warna hitam menyatukan antara Ka’bah dengan kesedihan. Dia adalah seorang insinyur. Dia bekerja di Haber Seyret juga sebagai sukarelawan selama dua tahun.

Tentang warna kuning, Irene mengatakan bahwa warna itu sudah dilihatnya selama bertahun-tahun. Saat itu matahari sangat terik berada di atas masjid Kubah Shahrah di Al-Quds. Setiap kali umat Islam melakukan perlawanan terhadap kekejaman, aku selalu teringat dengan kuatnya warna kuning di masjid Kubah itu.

Sedangkan warna hitam melambangkan kesedihan yang meliputi Bundaran Rab’ah Adawiyah. Warna itu juga sudah pernah aku lihat di Rab’ah, yaitu ketika bulan Ramadhan sebelum terjadinya pembantaian 14 Agustus. Saat itu ada seorang ibu tua yang memakai pakaian serba hitam melakukan shalat ke arah kiblat dan menengadahkan tangannya ke atas.

Ini mengingatkanku kepada Ka’bah yang kita sucikan. Setiap kali kehilangan arah dalam kehidupan, kita selalu menemukan jalan untuk kembali. Kita mengarahkan wajah kita ke arah Kiblat.

Sumber (msa/dakwatuna/egyptwindow)

Tiada ulasan: