"Ya Tuhanku ampunilah aku, rahmatilah aku,
perbaikilah aku, angkatlah darjatku, berilah aku rezeki, pimpinlah aku, afiatkanlah aku dan maafkanlah aku."

Mengapa PAS dilanda konflik selepas YMTGNAA tiada??


Agak mustahil untuk mengatakan para pimpinan PAS terlepas pandang pabila membantu BN/UMNO bernafas!:-

Syaikul Islam Imam al Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin pernah memberikan nasihat tentang cara berinteraksi dengan pemimpin yang zalim.

"Jangan bergaul dengan para pemimpin dan pembesar yang zalim, bahkan jangan menemuinya. Berjumpa dan bergaul dengan mereka hanya membawa petaka. Dan sekiranya kamu terpaksa bertemu, jangan memuji-muji mereka, kerana Allah sangat murka ketika orang fasik dan zalim dipuji. Dan barangsiapa mendoakan mereka panjang umur, maka sesungguhnya dia suka agar Allah didurhakai di muka bumi. "

Tidak hanya tentang pertemuan, bahkan Imam al Ghazail mengeluarkan larangan menerima pemberian dari penguasa yang zalim.

"Jangan menerima apa-apa pemberian dari golongan pembesar, meski kamu tahu pemberian itu berpunca dari yang halal. Sebab, sikap tamak mereka akan merosakkan agama. Pemberian itu akan menimbulkan rasa simpati (jika diterima). Lalu kamu akan mula menjaga kepentingannya mereka dan berdiam diri atas kezaliman yang mereka lakukan. Dan itu semua telah merosakkan agama. "

Peringatan susulan juga diungkapkan. Sekecil-kecilnya mudharat ketika seseorang menerima hadiah dari penguasa adalah, akan muncul rasa saya terhadap mereka. "Seterusnya kami akan mendoakan mereka kekal dan lama di atas kedudukannya. Mengharapkan orang yang zalim lama berkuasa sama seperti mengharapkan kezaliman berpanjangan atas hamba-hamba Allah dan alam akan musnah binasa. "

Jika sudah demikian, Imam al Ghazali mengajukan soalan yang luar biasa menyeramkan. "Apalagi yang lebih buruk dibanding dengan kerosakan agama?"

Setiap penguasa, selalu mempunyai kemungkinan untuk berbuat zalim, kecuali penguasa yang beriman kepada Allah, berteman dan dikeliling orang-orang yang beriman pula. Mereka saling mengingatkan dan memberi nasihat, hanya demi kebaikan, dan bukan untuk kepentingan.

Tapi ketika seorang penguasa dikelilingi orang-orang yang busuk dan jahat, maka kezaliman hanya tinggal menunggu masa untuk dirasakan. Dan ketika semua itu terjadi, kerosakan akan bermaharajalela, kehancuran di depan mata, menggelincirkan manusia dari jalan kebenaran dan menjadikan kesesatan sebagai panutan. Kerana itu, pemimpin yang zalim masuk menjadi salah satu golongan yang paling dibenci oleh Allah SWT.

Rasulullah bersabda, "Ada empat golongan yang paling Allah benci. Peniaga yang banyak bersumpah, orang fakir yang sombong, orang tua yang berzina, dan seorang pemimpin (penguasa) yang zalim." (HR. An-Nasai)

Bahkan, Rasulullah memberikan penegasan sanksi atas para pemimpin yang zalim. Dalam Shahih Bukhari Muslim disebutkan, Rasulullah bersabda, "Tidaklah ada seseorang hamba yang Allah beri kepercayaan untuk memimpin, kemudian pada saat matinya dia berada dalam (keadaan) melakukan penipuan terhadap rakyatnya, kecuali akan diharamkan atasnya untuk masuk syurga."

Alangkah ruginya para pemimpin seperti ini. Dan alangkah malangnya umat dan rakyat yang mendapat pemimpin seperti ini. Ketika seorang pemimpin zalim berkuasa, maka yang bertanggung jawab bukan hanya para pelaku kekuasaan; raja, maharaja, presiden bahkan gabenor dan kepala desa. Umat dan rakyat pun akan bertanggung jawab memikul beban penguasa yang zalim.

Ibnu Taimiyyah dalam karyanya Siyasah Syari'iyah mengutip sebuah hadis Rasulullah yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad. "Barangsiapa yang mengangkat seseorang (pemimpin) untuk mengurusi perkara kaum Muslimin sementara dia mendapati ada seseorang yang lebih layak daripada orang yang diangkatnya, maka dia telah berkhianat pada Allah SWT dan Rasul-Nya."

Dalam hadis lain yang diriwayatkan dari sahabat Jabir ra, Rasulullah juga menegaskan bahawa mereka yeng memilih pemimpin dengan pamrih duniawi maka Allah tidak akan menyapa orang-orang seperti ini di akhirat nanti.

"Ada tiga orang yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat, tidak dilihat dan tidak akan disucikan, dan bagi mereka azab yang pedih. Mereka adalah; Orang yang mempunyai kelebihan air di padang pasir namun tidak mau memberikannya kepada orang yang berada di tengah perjalanan; orang yang menawarkan barang dagangan kepada orang lain setelah Ashar, lalu ia bersumpah dengan nama Allah bahawa ia telah membelinya sekian dan sekian sehingga lawannya mempercayainya, padahal sebenarnya tidaklah demikian; dan seseorang yang mengikrarkan kepatuhannya kecuali untuk kepentingan dunia (harta), bila sang pemimpin memberinya ia akan patuh dan bila tidak memberinya ia tidak akan mematuhinya. "

Jauh-jauh hari, sesungguhnya Allah telah melakukan perlindungan agar kita tidak mempunyai kecenderungan hati pada orang-orang yang zalim. Sebab, kecenderungan itu akan mengantarkan kita pada azab yang pedih.

"Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolong pun selain daripada Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan." (QS Hud [11]: 113)

Sungguh, seorang pemimpin sejatinya adalah sebuah perisai yang melindungi rakyatnya. Seperti sabda Rasulullah, "Sesungguhnya seorang pemimpin itu merupakan perisai, rakyat akan berperang di belakang serta berlindung dengannya. Bila ia memerintah untuk takwa kepada Allah azza wa jalla serta bertindak adil, maka ia akan memperoleh pahala. Namun bila ia memerintah dengan selainnya, maka ia akan mendapatkan akibatnya. "(HR Muslim)

Tiada ulasan: